kontrol perbatasan jerman

Penerapan Kontrol Perbatasan Baru Jerman Ancam Kesatuan Uni Eropa

Status Jerman sebagai anggota zona bebas visa Schengen berada dalam bahaya besar karena keputusannya untuk memperketat pengawasan di semua perbatasan daratnya.

Setelah kebijakan Berlin yang dianggap melanggar kebebasan bergerak, beberapa negara Uni Eropa mempertimbangkan untuk menarik hak Jerman atas keistimewaan Schengen.

Langkah ini diumumkan setelah Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, mengumumkan kebijakan kontrol perbatasan cepat untuk memerangi migrasi ilegal dan ancaman terorisme, menurut Guardian.

Kebijakan tersebut akan berlangsung selama enam bulan di perbatasan Jerman, Prancis, Luksemburg, Belgia, Belanda, dan Denmark mulai Senin depan (16/9).

Kontrol serupa sebelumnya telah diterapkan oleh Austria, Polandia, Republik Ceko, dan Swiss.

Kritik Tajam dari Anggota Schengen Lainnya

Negara tetangga Jerman, termasuk Polandia, juga mengecam keputusan Jerman.
Donald Tusk, perdana menteri Polandia, menyerukan konsultasi darurat dengan negara-negara tetangga setelah mengkritik tindakan Jerman.

Menurutnya, tindakan ini melanggar hukum Uni Eropa dan merupakan penangguhan de facto dari perjanjian Schengen.

Kebijakan kontroversial ini dianggap sebagai manuver politik yang menempatkan Jerman dalam bahaya.

Gerald Knaus dari European Stability Initiative memperingatkan bahwa jika Jerman mempertahankan kontrol perbatasan internalnya, zona bebas visa Schengen dapat runtuh.

“Kontrol perbatasan internal yang dimaksudkan untuk memberikan dampak, akan membawa berakhirnya Perjanjian Schengen,” tegasnya, menurut diktuip Guardian.

Kontrol juga membutuhkan bantuan dari negara tetangga agar berhasil.

Kebijakan ini dapat berdampak negatif pada ekonomi Eropa selain mempengaruhi kebebasan bergerak.

Menurut studi Yayasan Bertelsmann tahun 2016, jika kontrol perbatasan internal kembali diterapkan, pertumbuhan ekonomi Eropa bisa kehilangan 470 miliar euro dalam 10 tahun dan hingga 1,4 triliun euro dalam skenario pesimis.

Kontrol Perbatasan Schengen Dapat Memukul Sektor Ekonomi Eropa

Kembalinya kontrol perbatasan di zona Schengen akan mengganggu rantai pasokan, meningkatkan biaya produksi, dan meningkatkan harga barang.

Hal ini dapat mengurangi persaingan, permintaan konsumen, dan investasi.

Perdagangan, transportasi, dan logistik adalah bidang yang paling terpengaruh.

Kembalinya kontrol perbatasan di zona Schengen akan mengganggu rantai pasokan, meningkatkan biaya produksi, dan meningkatkan harga barang.

Hal ini dapat mengurangi persaingan, permintaan konsumen, dan investasi.

Studi tersebut menyatakan bahwa berakhirnya Schengen juga akan berdampak pada ekonomi dunia, termasuk ekonomi AS dan China.
Kedua negara tersebut dapat mengalami kerugian total hingga 280 miliar euro sebagai akibat dari penurunan pertumbuhan ekonomi Eropa yang disebabkan oleh kenaikan harga impor.

Komisi Eropa juga menanggapi kebijakan Jerman ini dengan tegas.

Sebelumnya, sebagai penjamin perjanjian Schengen, mereka mengizinkan negara-negara anggota untuk melakukan kontrol sementara hanya dalam keadaan darurat.

Dianggap bahwa tindakan Jerman melampaui batas kebijakan dan dapat mengakibatkan tindakan ekstrim dari Uni Eropa, termasuk penarikan visa Schengen bagi Jerman jika situasi tidak berubah.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *