banjir ponorogo

Banjir di Kabupaten Ponorogo Genangi Tiga Kecamatan Akibat Tanggul Jebol

Banjir di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menewaskan dua orang, menurut data dari BPBD Jatim. Imam Suhadak (54) dan Bagus (12) meninggal akibat tersengat listrik saat banjir melanda kampung mereka. Korban berasal dari Desa Jabung, yang terletak di Kecamatan Mlarak di wilayah tersebut.

Untuk tujuan ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, bersama Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita, dan anggota staf Kepala Perangkat Daerah (PD) Pemprov Jatim, melakukan peninjauan langsung ke lokasi bencana banjir. Lokasi tersebut terletak di Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.

Adhy mengatakan, “Kita turun langsung mengecek bagaimana upaya pemenuhan kebutuhan dasar makanan dan pengungsian dijalankan, kita juga ingin mengecek para korban yang terdampak dan kita pastikan seluruh proses evakuasi cepat dilakukan.”

Adhy mengatakan bahwa evakuasi warga yang terkena dampak merupakan tindakan cepat dari Pemprov Jatim. Ia juga mengingatkan seluruh jajaran PD Pemprov Jatim yang bertanggung jawab atas kebencanaan untuk memastikan bahwa tidak ada satu pun warga yang tidak memiliki pasokan makanan yang memadai.

Dia menyatakan bahwa mereka telah menyiapkan dan menggunakan dapur umum, serta bantuan tambahan dari masyarakat, pemerintah pusat, dan provinsi.

Selain itu, Adhy menyatakan bahwa pentingnya proses distribusi bantuan karena banyak masyarakat yang menolak mengungsi meskipun sudah disiapkan di Pendopo Kabupaten Ponorogo.

Kita juga sudah menyiapkan tempat pengungsian permanen dan tenten. Namun, ada komunitas yang ingin mempertahankan asetnya di rumah meskipun rumahnya kosong. Adhy mengatakan bahwa ini adalah saat di mana edukasi dan sosialisasi tentang bahaya diperlukan saat hujan kembali.

Untuk itu, ia secara langsung meminta masyarakat, terutama mereka yang rentan, untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman bersama Bupati Ponorogo. Tidak tanpa alasan, banjir ini mengakibatkan kematian dua orang.

Adhy menegaskan, “Dan tentu kita harus fokusnya menyelamatkan atau evakuasi warga yang bisa diselamatkan supaya tidak ada korban kembali. Kemudian kita harus memperbaiki penyebabnya.”

Adhy telah menginstruksikan Dinas PU Sumber Daya Air Jatim untuk segera memperbaiki tanggul yang jebol untuk mengatasi masalah banjir. Namun, sayangnya, debit air dan curah hujan tetap tinggi.

“Kami sudah merencanakan dengan Dinas PU SDA untuk menutup tanggul, tetapi karena airnya masih tinggi hari ini, semoga batas tanggul terlihat sore ini, dan baru kita perbaiki.”

Apa Saja yang Terdampak Banjir Ponorogo?

Di Pendopo Kabupaten Ponorogo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, yang hadir untuk meninjau langsung posko pengungsian dan Dapur Umum, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan modifikasi cuaca di beberapa wilayah di Indonesia.

Ini adalah tindakan cepat untuk mengurangi kemungkinan bencana alam di Indonesia saat musim penghujan sedang berlangsung.

Dia mengatakan, “Jadi kita tidak menghentikan hujan turun, tetapi kita mengurangi debitnya, sehingga ketika memenuhi sungai, tidak akan membuat tanggul jebol.”

Dalam hal bantuan, Suharyanto menjamin bahwa kebutuhan dasar masyarakat terdampak akan terpenuhi. Dia juga menjamin bahwa orang-orang yang rumahnya mengalami kerusakan ringan hingga berat akan menerima bantuan renovasi rumah.

Dalam kunjungan tersebut, Pemkab Ponorogo juga menerima berbagai bantuan dari BNPB RI dan Pemprov Jatim. Di antaranya adalah perlengkapan evakuasi, sembako, makanan siap saji, selimut, kasur lipat, pakaian pria, wanita, dan anak-anak.

Sebelumnya, hujan yang sangat deras di Kecamatan Sambit, Ponorogo menyebabkan debit air sungai Kali Sono meningkat, yang menyebabkan tanggul jebol pada Minggu (15/12) malam.

Akibatnya, air sungai menggenangi tujuh kecamatan di Kabupaten Ponorogo, yaitu Kecamatan Sambit, Kecamatan Mlarak, Kecamatan Jetis, Kecamatan Ponorogo, Kecamatan Balong, Kecamatan Siman, dan Kecamatan Sawoo. Ini termasuk 250 rumah warga, jalan desa, dan persawahan.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *